>Enam Gerhana Akan Terjadi Pada Tahun 2011

30 June 2011 § Leave a comment

>

Diperkirakan, enam gerhana akan terjadi pada tahun 2011: Empat gerhana matahari sebagian dan dua gerhana bulan total akan terjadi di 2011. Kombinasi empat dan dua gerhana dalam satu tahun ini adalah peristiwa yang jarang terjadi.

Gerhana matahari sebagian pada 2011 akan terjadi pada 4 Januari, 1 Juni, 1 Juli, dan 25 November. Sedangkan gerhana bulan total akan terjadi pada 15 Juni dan 10 Desember. Kombinasi empat gerhana matahari dan dua gerhana bulan dalam setahun hanya akan terjadi enam kali sepanjang abad ke-21, yakni pada tahun 2011, 2029, 2047, 2065, 2076, dan 2094.

Sayangnya, seluruh gerhana matahari tidak akan dapat dilihat dari Indonesia. Tapi, dua gerhana bulan total akan dapat diamati di Nusantara. Seluruh fase gerhana bulan total Juni akan dapat diamati di Indonesia bagian barat, sementara wilayah Indonesia lainnya mengalami gerhana bulan sebagian. Pada penghujung tahun 2011, seluruh fase gerhana bulan total akan dapat diamati dari Sabang hingga Merauke.

Gerhana terdekat, yakni gerhana matahari sebagian pada 4 Januari, akan dapat diamati di sebagian besar wilayah Eropa, Afrika utara, dan Asia Tengah. Di kota-kota Eropa seperti Madrid, Paris, London, dan Copenhagen, akan menjadi lokasi terbaik jepretan foto gerhana sebagian, saat matahari baru terbit.

Puncak gerhana matahari sebagian ini akan terjadi pada 08:50:35 waktu universal (UT) dan lokasi terbaik adalah di wilayah utara Swedia. Warga di Kairo, Jerusalem, Istanbul, dan Teheran juga akan mendapati gerhana matahari sebagian dengan magnitud besar.

Pemandangan indah gerhana matahari sebagian menjelang surya tenggelam akan dapat diamati di kawasan tengah Rusia, Kazakhstan, Mongolia, dan kawasan barat laut China. Gerhana matahari sebagian resmi berakhir saat penumbra meninggalkan bumi pada 11:00:54 UT.

Sumber data: NASA via National Geographic Indonesia

>Kraftwerk: Elektronische Volksmusik

29 June 2011 § Leave a comment

>

Berikut ini contoh bacaan dalam belajar Bahasa Jerman yang saya copy dari Deutsche Welle. Silakan download dulu audio.mp3-nya di Kraftwerk Elektronische Volksmusik.mp3 untuk format audio .mp3 atau di Kraftwerk Elektronische Volksmusik.MWA  untuk format audio .MWA.


Cermati bacaan dibawah ini (file .pdf-nya bisa diunduh di Kraftwerk Elektronische Volksmusik.pdf ) sambil mendengarkan pengucapannya dari audio-player dari file yang telah diunduh.

Kraftwerk: das Cover des Albums
Kraftwerk: das Album “Die Mensch-Maschine”

Kraftwerk: Elektronische Volksmusik

Ohne die Band Kraftwerk wäre elektronische Tanzmusik nicht vorstellbar. Doch die Idee, die die Musiker mit ihrer Musik verbunden haben, ist den meisten unbekannt. Von Anfang an haben sich Kraftwerk nämlich geheimnisvoll und unnahbar gegeben.

Nach dem Zweiten Weltkrieg versuchte die deutsche Volksmusik, angloamerikanische Musik zu kopieren und mit kitschigen Texten von der Vergangenheit abzulenken. Ralf Hütter und Florian Schneider wollten eine neue moderne Volksmusik erfinden und gründeten 1969 das Duo Kraftwerk. Jedes “natürliche” Instrument ersetzten sie elektronisch. Statt eines echten Schlagzeugs benutzten sie als Erste einen Drumcomputer – eine eigene Erfindung, mit der heute auf der ganzen Welt elektronische Musik produziert wird.
Vor allem auf ihrem dritten Album “Autobahn” hört man den typischen Sound von Kraftwerk. Die Musik klingt monoton und wiederholt sich ständig. Die einfachen Texte erinnern an Sätze von Hinweisschildern. “Diese Musik ist eine Art Zukunftsmusik für das Zeitalter der Computerwelt”, erklärt Hütter das musikalische Ziel. Aber nicht nur die Musik, auch die Auftritte der beiden Düsseldorfer wurden mit der Zeit immer künstlicher. Sie trugen rot-schwarze Uniformen und bewegten sich wie Roboter. Schließlich ersetzten Roboterfiguren sogar die echten Bandmitglieder.
2009 verließ Florian Schneider Kraftwerk. Seitdem geht Ralf Hütter alleine auf Tournee. Er überlegt nun, seinen Nachnamen in Kraftwerk zu ändern, so wie früher der Müller auch Müller und der Schuster Schuster hieß. Diese Namensänderung passt zu einem, der sich immer als Maschinenmensch gezeigt hat.
******************************************************************
Glossar
Volksmusik, die – einfache traditionelle Musik, die vielen Menschen gefallen soll
Band, die (aus dem Englischen) – eine Musikgruppe
Duo, das – eine Gruppe, die aus zwei Künstlern besteht
unnahbar – abweisend; so, dass jemand mit jemanden keinen Kontakt haben möchte
sich … geben – sich auf eine bestimmte Art verhalten
kopieren – hier: nachmachen
kitschig – hier: so, dass es in einer einfachen Sprache um Liebe, Gefühle und Natur geht, häufig negativ benutzt
von etwas ablenken – dafür sorgen, dass man sich nicht mehr auf etwas konzentriert
etwas ersetzen – den Platz von etwas einnehmen
Schlagzeug, das – ein Instrument, auf das man schlägt
Drumcomputer, der (aus dem Englischen) – eine Maschine, die die Töne eines Schlagzeugs elektronisch herstellt
Sound, der (aus dem Englischen) – die Art, wie etwas → klingt; der Klang
etwas klingt etwas hört sich an
monoton – so, dass etwas ständig wiederholt wird
Hinweisschild, das ein Schild, das vor etwas warnt oder über etwas informiert
Zeitalter, das – ein langer Zeitraum in der Geschichte der Welt
Auftritt, der – die Aufführung; hier: das Konzert
Roboter, der – eine Maschine, die bestimmte Arbeiten erledigen kann
Tournee, die (aus dem Französischen) – hier: die Reise einer Band oder eines Musikers an verschiedene Orte, um dort zu spielen
Fragen zum Text
1.  Kraftwerk sind die Erfinder einer Musik, die …
a)  von Robotern gemacht wird.
b)  nur mit elektronischen Instrumenten gespielt wird.
c)  nur mit Drumcomputern hergestellt wird.
2.  Was für ein Ziel wollten Kraftwerk mit ihrer Musik verbinden?
a)  Die Musiker wollten die deutsche Volksmusik mit der amerikanischen Musik verbinden.
b)  Kraftwerk wollte eine eigene neue Musik erfinden, die zur modernen Zeit passt.
c)  Florian Schneider und Ralf Hütter wollten, dass ihre Musik an die Vergangenheit erinnert.
3.  Ralf Hütter will seinen Nachnamen in Kraftwerk ändern, weil …
a)  er damit zeigen will, dass er sich zum Teil als Mensch und zum Teil als Maschine sieht.
b)  der Name auf der ganzen Welt bekannt ist.
c)  das geheimnisvoller klingt.
4.  Vervollständigen Sie den folgenden Satz mit der richtigen Antwort: Die Musik von Kraftwerk ist …
a)  elektrisch.
b)  elektronisch.
c)  elektrisiert.
5.  Welcher Satz verwendet das Verb “ersetzen” in der richtigen Adjektivform?
a)  Kraftwerk hat gezeigt, dass die natürlichen Instrumente ersetzt sind.
b)  Kraft werk hat gezeigt, dass die natürlichen Instrumente ersetzlich sind.
c)  Kraftwerk hat gezeigt, dass die natürlichen Instrumente ersetzbar sind.
Arbeitsauftrag
Hören Sie sich im Internet den Song “das Modell” von Kraftwerk an und versuchen Sie, den Text zu verstehen: http://bit.ly/9Ttph5. Diskutieren Sie im Kurs, worum es in dem Lied geht.
Autoren: Uli José Anders/Matthias Mayr
Redaktion: Raphaela Häuser

>Perbudakan di Rumah Diplomat

29 June 2011 § Leave a comment

>

PRT asal Indonesia disiksa oleh majikannya, seorang diplomat Arab Saudi di Berlin, dan seluruh anggota keluarganya. Kasus ini menjadi dasar untuk mempertanyakan Konvensi Wina tentang kekebalan hukum diplomatik.

Seperti TKW pada umumnya, Dewi Ratnasari meninggalkan Indonesia demi kehidupan yang lebih baik. Dari agen penyalur di Jakarta ia pertama ditempatkan di Uni Emirat Arab, kemudian ke Arab Saudi dimana ia dikenalkan pada seorang diplomat Arab Saudi, yang ingin membawanya ke Berlin.
Ia menandatangani perjanjian kerja yang mengatur upah minimal pembantu rumah tangga bagi diplomat di Jerman. 750 Euro sebulan untuk 40 jam kerja perminggu, sekitar 6 jam perhari, dan cuti tahunan selama satu bulan. April 2009 ia menginjakkan kaki di Jerman dan dimulailah cerita perbudakan modern.
Dewi Ratnasari, bukan nama sebenarnya, bekerja  bagi ketujuh anggota keluarga sang diplomat, dari pukul 6 pagi sampai larut malam, tujuh hari dalam seminggu. Ia membersihkan rumah, memasak, melayani keperluan istri diplomat yang lumpuh, melayani anak-anaknya termasuk membukakan sepatu mereka, dan tidur di atas lantai.
Paspornya disita, gajinya tak dibayar, ia tak boleh meninggalkan rumah, tidak boleh menghubungi keluarga. Dan bukan cuma itu. “Ia kerap menerima pukulan dari seluruh anggota keluarga, anak-anak dan orangtuanya, dengan tangan atau tongkat. Ia dimaki, direndahkan dan dihina. Ratnasari mengatakan ia tidak dipanggil dengan namanya, tetapi dengan kata Arab yang berarti kotoran manusia”, terang Nivedita Prasad dari organisasi Ban Ying di Berlin. Ke organisasi HAM inilah perempuan Indonesia itu menyelamatkan diri, dibantu oleh dua relawan, Oktober tahun lalu, mengakhiri kisah perbudakan yang 19 bulan ia jalani.
Kisah Dewi mengingatkan pada Saniati tahun 2008 yang menderita selama 4 tahun bekerja pada seorang diplomat Yaman, di Berlin. Saniati juga mencari perlindungan ke Ban Ying, yang sedikitnya menangani 10 kasus serupa dalam setahun. Masalah klasik dalam rumah tangga diplomat, kata Nivedita Prasad.
“Mereka harus mengerjakan lebih banyak dari yang seharusnya. Biasanya hanya soal beban kerja, itu pun sudah buruk, tetapi biasanya tidak menyangkut kekerasan fisik dan penghinaan,” tambahnya.
Apa yang dialami Dewi Ratnasari bukan hanya melanggar HAM dan larangan perbudakan, tetapi juga undang-undang di semua negara Eropa. Tetapi para pembantu rumah tangga diplomat sulit memperjuangkan hak mereka, kata Heike Raabe dari Institut untuk HAM Jerman, karena perjanjian Wina dari tahun 1961 menjamin imunitas hukum bagi individu diplomat setiap negara.
“Negara tidak berpeluang mengusut tindak pidana, terlepas dari beratnya pelanggaran, yang dilakukan oleh si majikan. Para pembantu RT juga tidak bisa datang ke pengadilan tenaga kerja dan mengatakan orang ini belum membayar gaji saya dan saya menuntutnya. Imunitas menghalangi  jalur hukum, bagi pembantu RT diplomat,” kata Raabe.
Kini, nasib yang dialami Dewi Ratnasari menjadi alasan untuk mempertanyakan kekebalan diplomatik. Heike Raabe bersama organisasi Ban Ying, aktivis buruh dan perempuan Heide Pfarr serta pengacara Klaus Bertelsmann mengajukan kasus Dewi ke pengadilan tenaga kerja di Berlin. Gaji, uang lembur dan uang ganti rugi, total 70.000 Euro, sekitar 840 juta rupiah. Selain itu diajukan tuntutan karena melakukan eksploitasi tenaga kerja.
Pada 14 Juni Pengadilan Tenaga Kerja Jerman memutuskan menolak tuntutan itu, dengan alasan kekebalan hukum diplomatik si majikan.
Dewi Ratnasari, nama alias yang juga digunakan dalam pengaduan, sudah kembali ke tanah air, tetapi tuntutannya ke pengadilan berjalan terus, ia percayakan kepada aktivis buruh dan perempuan Heide Pfarr.
Cara yang baik, kata aktivis HAM Nivedita Prasad, yang punya pengalaman dengan kasus serupa.”Artinya, jika di Indonesia ada yang mencoba menekan dia, maka dia bisa menunjukkan perjanjian penyerahan yang ia bawa dalam Bahasa Indonesia dan Arab, di mana disebutkan bahwa ia tidak bisa lagi mempengaruhi proses di pengadilan,” kata Prasad.
Juga ada peluang ganti rugi alternatif, kata Heike Raabe berdasarkan hasil studinya di Perancis. Awal tahun 2011, pengadilan administrasi tertinggi Perancis memutuskan dalam sebuah kasus bahwa negara harus bertanggungjawab atas gaji pembantu yang belum dibayarkan.
Solusi ini juga dilihat pengacara Bertelsmann dalam kasus Dewi Ratnasari. Ia berharap, pengadilan di tingkat berikutnya akan membuka jalan hukum menuju mahkamah konstitusi. Selama bekas pembantu RT diplomat tidak dapat menuntut gaji dan uang ganti rugi mereka, sama saja Jerman menyetujui pencabutan hak milik, dan hal itu inkonstitusionil di Jerman.
Ulrike Mast-Kirschning/ Renata Permadi
Editor: Hendra Pasuhuk
Deutsche Welle

Where Am I?

You are currently viewing the archives for June, 2011 at Prigéll Priyà Rägil.